Minggu, 14 November 2010

“lakukanlah yang pantas di tulis dan tulislah yang pantas di dengar”

Saat ini saya dalah wartawan radio komunitas kampus. Saya sedang belajar dan berproses menjadi wartawan yang handal. Sebuah asa yaitu keinginan menjadi ahli di bidang broadcasting jurnalistik menjadi sebuah mimpi yang menjadi semangat saya. kegiatan pencarian berita menjadi hobi baru saya seperti wawancara dendan Narasumber, reportase, sampai investigasi mulai saya coba.

Reportase adalalah merangkai kata-berdasarkan fakta dan relita yang disertai bukti yang nyata bukan sekedar opini belaka. keprihatinan melihat pemberitaan yang selama ini beredar yang kebanyakan hanya menebar isue yang belum jelas tapi ini jadi tantangan untuk menjadi praktisi yang memberi warna lain di area jurnalistik dan meniti karir untuk menjadi aeorang yang ahli di bidang broadcasting jurnalistik.

Ada tantangan yang lebih di jurnalistik radio yang saat ini sudah dipandang sebelah mata. tidak hanya mengumpulkan prosa tapi juga meramunya dalam sebuah sajak yang enak didengar oleh telinga dan tentunya menggugah hati pendengarkita. apalagi dalam membuat feature radio yang menuntut jiwa seni dari reporter mulai dari memilih backsaund sampai dengan memasukan steatmen dari narasumber.

Bisa di bilang reporter radio lebih disiplin dari militer. jam kerjanya tak karuan, dia terus memburu berita tanpa batas waktu kapanpun, dimanapun, harus siap sedia, dia adalah pahlawan media. kreatisitas juga terus ditantang oleh pendengar karena di jaman konvergensi media ini kretifitas menjadi jawabanya.

Hanya saja yang perlu diperhatikan bersama adalah setiap huruf yang kita gunakan akan kita pertanggung jawabkan. karena informasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang haus akan kebenaran.

Diera modern seperti ini media massa tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder masyakakat tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok. di setiap aktivitas tak lepas dari pengaruh media massa, dari bangun tidur sampai tidur kembali. contonya saja sebelum berangkat beraktifitas kita sudah menyempatkan diri mebnonton tv yang akan menjadi bahan obrolan di tempat beraktifitas. skor pertandingan bola, kasus politik sampai berita tentang bencana yang sedang melanda. yang sekarang ini cukup mempengaruhi psikis masyarakat yang mendengar ataupun menyimaak beritanya.

Kasus - kasus banyak terjadi bagaimana media massa dapat mempengaruhi keputusan yang akan dilakukanya. saat erupsi merapi melanda Jogja tidak terhitung banyak sekali sms yang masuk dari keluarga saya yang berada di luar kota yang menanyakan keadaan saya setelah meonton berita meletusnya Merepi diTV. Padahal saya sendiri belum mengetshuinya. dan kenyataannya tidak separah yang di khawatirkan oleh keluarga saya.

Memang menyampaikan pesan seperti berita kepada komunikator dalah tantangan wartawan dalam mengemas berita. Digunakanya bahasa jurnalistik sastra sebagai pemanis agar informasi dapat di pahami oleh masyarakat. Hanya saja jika kebablasan wartawan seakan menjadi penyebar isue yang lama - lama akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar