Sabtu, 20 November 2010

Hanya sebuah gosip

Suatu Ketika anak setan dengan setan sedang menggosip membicarakan manusia zaman sekarang / Sang anak setan yang masih junior merengek-rengek minta di ajari untuk menggoda manusia / mari kita dengarkan bersama gossip apa yang sedang mereka bicarakan ///
 Anak setan : ayah…,aku adalah anak setan yang baik / ajari dong cara menggoda manusia //
 Setan : buat apa menggoda manusia…?
 Anak setan : kita kan setan yah / ya kita harus melaksanakan tugas untuk menggoda manusia agar mereka menemani kita di neraka //
 Setan :ngapain capek-capek menggoda manusia?? Manusia zaman sekarang itu dah lain dengan manusia zaman dulu // Tidak perlu di goda saja sudah menyesatkan dirinya masing-masing //
 Anak setan : lho kok begitu yah / aku mendengar ketika manusia berbuat maksiat , kita yang menjadi kambing hitam / “setan telah menyesatkan manusia” Tapi kan memang benar-benar kita pekerjaan kitakan??
 Setan : Eh...kata siapa??? Asal kamu tahu saja, setan manapun tak kan pernah mampu menyesatkan manusia , setan hanya bisa membisiki kedalam hati manusia. kalau setan memang bisa menyesatkan manusia maka sudah dari dulu manusia akan kita sesatkan mereka //
 Anak setan : Mau gimana lagi yah...? berarti kita sudah g punya pekerjaan dong yah / kita di PHK , ya (memelas)
 Setan : Anakku……,di masa yang sedemikian parahnya, sudah banyak manusia yang merangkap menjadi setan dan alhasil mereka lebih efektif untuk mengajak kesesatan kepada sesamanya. Jadi mereka telah mempermudah tugas kita atau bahkan kita tak perlu lagi membisiki manusia.
 Anak setan : Kalau begitu….Lalu apa bedanya kita dengan manusia….??? Mereka Lalai dengan tugas mereka sebagai manusia, lantas apakah kita akan ikut-ikutan menjadi lalai dengan tugas kita sebagai setan???
 Setan :?????? Benar juga kata-katamu nak nanti kita di sangka manusia lagi.….
Setelah percakapan itu, setan terbang mencari manusia untuk di goda hatinya. Maka dari itu tak akan pernah ada setan yang akan bertaubat sampai hari kiamat nanti..kalau setan bertaubat, maka bisa-bisa saya yang di marahi oleh setan
“dasar manusia… ,sukanya ngegosip yang gak bener”
kurang ajar !!! “akan saya tuntut di peradilan Tuhan nanti ”.

PERENCANAAN PROGRAM – PROGRAM KOMUNIKASI PUBLIC RELATION

Oleh : Vedy Santoso

Pendahuluan
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication (Abdurrahman, 1993: 10). Penggunaan teori dan metode humas seperti jurnalistik, propaganda, periklanan dan publisitas bertujuan untuk memunculkan dan membentuk pengertian ( good will ), dukungan, dan citra positif dari publiknya, baik internal maupun eksternal. Sehingga diperlukan perencanaan program PR yang cermat dan hati – hati agar proses komunikasi yang terjadi dapat efektif.
Public Relation merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Menurut Frank Jefkins PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik keluar maupun kedalam, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berdasarkan pada saling pengertian.
Dalam makalah ini penulis akan membahahas mengenai program komunikasi dalam Public Relation baik yang berjangka panjang maupun berjangka pendek agar proses komunikasi yang terjadi dapat efektif dan tujuan dari Publik Relation dapat tercapai.
Program Public Relation
Langkah pertama dalam perencanaan program komunikasi adalah menganalisis dan merumuskan masalah yang dihadapi. Kemudian merumuskan strategi, di mana dilakukan pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat sesuai dengan siapa khalayak yang hendak dijangkau dan apa tujuan yang akan dicapai.
Program PR atau humas dititik beratkan pada ( Ain Widjaja,1993:61 ) :
1. Program Pelayanan
Program ini berupa pelayanan data atau informasi baik secara lisan maupun tertulis termasuk penyelenggaraan pameran.
2. Program Mediator
Program ini berupa penerbitan berbagai media massa, penyelenggaraan konperensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca sampai menanggapi tajuk rencana yang negatif.
3. Program Dokumenter
Program ini berupa pembuatan dokumentasi film, foto, transkip pidato dan lainya.
Untuk melakukan perencanaan program – program PR dapat menggunakan model perencanaan PR Enam langkah yang sudah diterima secara luas oleh praktisi PR professional sebgai berikut :
1. Pengenalan situasi
2. Penetapan tujuan
3. Definisi khalayak
4. Pemilihan media dan teknik – teknik PR
5. Perencanaan anggaran
6. Pengukuran hasil
Untuk memahami situasi yang ada perlu diadakan suatu penyelidikan melalui observasi atau melalui studi informasi dan statistik. Salah satu metode yang paling sering digunakan oleh para praktisi PR adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap ( Frank Jefkins,1998:61 ). Dengan cara melakukan wawancara kepada sejumlah reponden sampel yang mewakili khalayak yang dituju. Kemudian jawaban – jawaban di kelompokan menurut kategori yang telah ditetapkan. Misalnya sampel itu dibentuk berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan, umur, latar belakang pendidikan dan status ekonomi sosial.
Selain itu masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengenali situasi seperti peantauan berita – berita yang ada di media massa, tinjauan terhadap angka grafik penjualan dari laporan tahunan, keluhan konsumen, sampai dengan kajian secara mendalam terhadap berbagai kekuatan pasar mulai dari yang bersifat ekonomis, social hingga yang berdimensi politis.
Setelah memahami situasi yang ada, tahap selanjutnya adalah menetapkan tujuan. Akan tetapi mengingat jenis dan karakter organisasi yang bermacam – macam, maka tujuanya pun bervariasi. Sehingga tidak semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan menentukan skala prioritas yang paling dibutuhkan untuk mengubah citra umum dimata khalayak.
Khalayak ( public ) adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal ( Frank Jefkins, 1998:80 ). Setiap organisasi memiliki sendiri khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah suatu organisasi menjalin komunikasi.
Dalam buku Public Relations karangan Franks Jefkins menjelaskan terdapat sepuluh khalayak yang sering menjadi subyek khalayak dari berbagai macam organisasi secara umum. Kesepuluh khalayak tersebut adalah :
1. Masyarakat luas
2. Calon pegawai atau anggota
3. Para pegawai atau anggota
4. Pemasok jasa
5. Para investor
6. Para distributor
7. Konsumen pemakai produk organisasi
8. Para pemimpin pendapat umum
9. Serikat – serikat pekerja
10. Media massa
Pemilihan media komunikasi dan teknik PR
Setelah mengetahui secara jelas dari khalayak serta hasil yang akan dicapai, kemudian memilih media yang cocok untuk mendukung terjadinya komunikasi yang efektif antara suatu organisasi dengan khalayaknya. Media – media utama bagi kegiatan PR diantaranya :
1. Media pers (press). Media ini terdiri dari berbagai macam koran yang beredar dimasyarakat secara umum, baik bersekala regional atau nasional bahkan Internasional. Contonya adalah Koran – koran gratis, majalah – majalah organisasi, buku – buku petujuk khusus, buku – buku tahunan dan laporan – laporan dari berbagai berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
2. Audio – Visual. Media ini terdiri dari slide dan kaset video
3. Radio. Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang skala lokal, nasional hingga internasional.
4. Televisi. Sama halnya dengan radio televisi sering digolongkan sebagai media PR .
5. Pameran (exhibition). Dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR, para praktisi PR juga sering memanfaatkan acara eksibisi atau pameran .
6. Bahan – bahan cetakan (printed material). Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan PR.
7. Penerbitan buku khusus (sponsored books). Isi buku ini bisa bemacam – macam, misalnya buku petunjuk penggunaan produk yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
8. Surat langsung. (direct mail). Media ini lazim pula digunakan sebagai alat penyampai pesan PR.
9. Pesan – pesan lisan (spoken word). Penyampaian pesan PR tidak hanya dilakukan melalui media massa tapi juga bisa melalui komunikasi langsung atau tatap muka.
10. Pemberian sponsor (sponsorship). Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan PR-nya melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, beasiswa, sumbangan amal, dan lain sebagainya.
11. Jurnal organisasi (house jurnals). Istilah jurnal organisasi juga sering disebut sebagai “jurnal internal”, “bulletin terbatas”, atau “Koran perusahaan”.
12. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporateidentity). Bentuknya bisa bermacam – macam, tergantung pada bentuk dan karakter organisasinya.
13. Bentuk – bentuk media PR lainya. Selain diatas masih banyak lagi bentuk – bentuk media PR. Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi contonya dengan membuat website organisasi pembagian stiker organisasi dan lain – lain.
Anggaran biaya perencanaan
Penyusunan biaya atau penganggaran (budgeting) dilakukan departemen PR dilakukan untuk meramalkan seberapa banyak dana yang diperlukan untuk membiayai suatu program PR. Sehingga dapat diketaahui program – program mana saja yang dapat dilaksanakan dengan jumlah dana yang tersedia.
Pengukuran Keberhasilan Program
Monitoring dan evaluasi memang bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pencapaian tujuan berhasil dilakukan. Namun hasil-hasil evaluasi tersebut juga menjadi bahan yang amat berharga untuk penyempurnaan program komunikasi PR yang akan dilaksanakan pada masa berikutnya.
Terdapat dua macam hasil dari PR, yaitu hasil kualitatif dan hasil kuantitatif. Pada umumnya hasil – hasil dari kegiatan PR bersifat kualitatif, artinya hasil tersebut tidak bisa diukur secara statistik, melainkan diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata. Sedangkan hasil kuantitatif adalah suatu hasil yang bisa di ukur secara statistik berdasarkan angka – angka.
Keberhasilan suatu kegiata PR antara lain dapat diukur berdasarkan total pertanyaan dari para calon koonsumen, yang jika terus berkembang akan mendapat perhatian dan kepercayaan dari konsumen sampai akhirnya menjadi transaksi penjualan. Selain itu ada beberapa hal pokok mengenai penggukuran hasil program PR diantaranya :
a. Teknik – teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi sering kali juga di manfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai kegiatan PR. Metode pengumpulan pendapat (opinion poll) atau uji sikap (attitude test) yang lazim digunakan oleh para praktisi PR.
b. Metode – metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Namun dapat pula dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan program PR.
c. Setiap program PR harus memiliki tujuan yang pasti. Untuk mencapinya perlu juga adanya target – target tertentu.
Hasil evaluasi hendaknya segera dilaporkan oleh pelaksana evaluasi, sehingga pimpinan dan pelaksana program dapat mengambil langkah dan tindakan segera untuk memperbaiki program PR. Karena salah satu karakter dari PR adalah kegiatan yang dilakukan terus – menerus untuk mendapatkan good will dari khalayaknya.
Kesimpulan
Perencanaan program komunikasi PR merupakan kegiatan awal untuk tercapainya program PR demi mendapatkan pengertian positif dari Khalayaknya. Sehingga saat kegiatan PR berlangsung dengan anggaran biaya yang terkendali. Selain itu pemilihan media komunikasi yang tepat juga menjadi pertimbangan yang harus di teliti secara mendalam agar proses komunikasi dapat terjadi secara efelktif.

Daftar bacaaan :
Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 1996. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Ain Widjaja, Komunikasi dan Humas, 1993, Bumi Aksara, Jakarta.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18 Nomor 2, 2009
Siti Komsiah, Modul Pengantar Public Relation, Pusat penegembangan bahan ajar Universitas Mercu Buana Jakarta.
Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti
Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti
“http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat”

Kadang aku ini aneh …

Entah apa yang inginku tulis semua mengalir apa adanya. Sampai saat ini aku gak tau apakah aku memiliki bakat menulis atau tidak, hanya saja setiap aku mengikuti workshop jurnalistik satu pesan yang ku bawa pulang yaitu "mulailah menulis".

Di sela-sela waktu pergantian OP ( operator ) warung internet Star net aku mulai gelisah sudah terlalu bosan di depan komputer, belum lagi dengan rasa kantuk yang terus menghantui mataku. Maklumlah hari ini aku jaga malem sudah begadang dari jam 02. 00 pagi. Disaat semua orang sedang terlelap tidur, aku berangkat menyusuri keheningan malam kota Jogjakarta. Kota wisata sekaligus kota pelajar ini seakan menjadi kota mati, padahal disiang hari aktifitas sangat padat lalu lalang kendaraan roda 2 mendominasi jalanan.Apalagi di pagi hari ribuan pelajar dan Mahasiswa turun kejalan bukan untuk berdemontrasi tapi tergesa - gesa menuju sekolah masing - masing. Begitu juga dengan aku, apalagi kota Jogja terkenal kota yang paling banyak memiliki lampu merah jadi setiap akan ke kampus aku harus latihan uji kesabaran di jalan karena harus menunggu di lampu merah sampai 2 menit lamanya.

Begitu mudah perasaan seseorang berubah hanya dengan hitungan detik manusia dapat membenci sesuatu yang sangat di cintainya, bosan dengan keadaan yang di jalani sampai - sampai kasus kawin-cerai seakan menjadi tren di masyarakat. Begitu juga dengan aku yang mudah bosan dengan sesuatu. Sebelum menjadi OP aku sempat membayangkan bagaimana asyiknya internetan sampai puas karena fasilitas yang akan kudapatkanselama jaga adalah bebas menggunakan komuter operator untuk akses internet. Dalam hati aku berkata aku dapat facebookan sepuasnya walaupun aku tidak laptop seperti teman – teman yang lain sehingga harus mengantri computer ruang multimedia di kampus itupun dibatasi, waktu akses hanya 30 menit.
Tetapi tidak kenyataannya setelah aku mulai bekerja ternyata batu 3 jam aku sudah mulai bosan apalagi tengah malam teman – temanku jarang yang online. Belum lagi kalu pikiran mulai kalut dan muncul niatan untuk membuka situs-situs terlarang.

Minggu, 14 November 2010

“lakukanlah yang pantas di tulis dan tulislah yang pantas di dengar”

Saat ini saya dalah wartawan radio komunitas kampus. Saya sedang belajar dan berproses menjadi wartawan yang handal. Sebuah asa yaitu keinginan menjadi ahli di bidang broadcasting jurnalistik menjadi sebuah mimpi yang menjadi semangat saya. kegiatan pencarian berita menjadi hobi baru saya seperti wawancara dendan Narasumber, reportase, sampai investigasi mulai saya coba.

Reportase adalalah merangkai kata-berdasarkan fakta dan relita yang disertai bukti yang nyata bukan sekedar opini belaka. keprihatinan melihat pemberitaan yang selama ini beredar yang kebanyakan hanya menebar isue yang belum jelas tapi ini jadi tantangan untuk menjadi praktisi yang memberi warna lain di area jurnalistik dan meniti karir untuk menjadi aeorang yang ahli di bidang broadcasting jurnalistik.

Ada tantangan yang lebih di jurnalistik radio yang saat ini sudah dipandang sebelah mata. tidak hanya mengumpulkan prosa tapi juga meramunya dalam sebuah sajak yang enak didengar oleh telinga dan tentunya menggugah hati pendengarkita. apalagi dalam membuat feature radio yang menuntut jiwa seni dari reporter mulai dari memilih backsaund sampai dengan memasukan steatmen dari narasumber.

Bisa di bilang reporter radio lebih disiplin dari militer. jam kerjanya tak karuan, dia terus memburu berita tanpa batas waktu kapanpun, dimanapun, harus siap sedia, dia adalah pahlawan media. kreatisitas juga terus ditantang oleh pendengar karena di jaman konvergensi media ini kretifitas menjadi jawabanya.

Hanya saja yang perlu diperhatikan bersama adalah setiap huruf yang kita gunakan akan kita pertanggung jawabkan. karena informasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang haus akan kebenaran.

Diera modern seperti ini media massa tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder masyakakat tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok. di setiap aktivitas tak lepas dari pengaruh media massa, dari bangun tidur sampai tidur kembali. contonya saja sebelum berangkat beraktifitas kita sudah menyempatkan diri mebnonton tv yang akan menjadi bahan obrolan di tempat beraktifitas. skor pertandingan bola, kasus politik sampai berita tentang bencana yang sedang melanda. yang sekarang ini cukup mempengaruhi psikis masyarakat yang mendengar ataupun menyimaak beritanya.

Kasus - kasus banyak terjadi bagaimana media massa dapat mempengaruhi keputusan yang akan dilakukanya. saat erupsi merapi melanda Jogja tidak terhitung banyak sekali sms yang masuk dari keluarga saya yang berada di luar kota yang menanyakan keadaan saya setelah meonton berita meletusnya Merepi diTV. Padahal saya sendiri belum mengetshuinya. dan kenyataannya tidak separah yang di khawatirkan oleh keluarga saya.

Memang menyampaikan pesan seperti berita kepada komunikator dalah tantangan wartawan dalam mengemas berita. Digunakanya bahasa jurnalistik sastra sebagai pemanis agar informasi dapat di pahami oleh masyarakat. Hanya saja jika kebablasan wartawan seakan menjadi penyebar isue yang lama - lama akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat itu sendiri.

membedakan kabar atau berita

seorang wartawan atau reporter bertugas mencari berita kemudian mengabarkanya. fakta yang di kumpulkan dari lapanganpun tidak semuanya beritakan. karena ingat wartawan adalah pahlawan media tentu saja kefaktualan dan kejelasan informasi masyarakat tanggung jawabnya .

hanya saja memang saat wartawan sudah mendapatkan nasrasumber yang tepat tapi narasumber tersebut tidak memberikan keterangan (no comment), ini menjadi cobaan kesabaran bagi wartawan tapi juga tanntangan untuk dapat berfikir kreatif. dam mempersembahkan berita yang berkwalitas yang sangat dibutuhkan masyarakat.

untuk itu seorang harus paham dulu dengan apa yang dimaksud dengan “berita”. berita atau kabar atau informasi adalah fakta yang sebetulya yang datang dari sumber berita atau narasumber. tapi tidak semuanya dapat di sebut berita karena fakta ini harus memehui syarat kelayakan antara lain:

1. fakta ini menyangkut hajat hidup orang banyak, yang harus diketahui karena dapat berdampak pada kehidupan manusia

2. bermanfaat bagi khalayak banyak sehingga setelah mengetahui fakta ini akan ada respon positif dari masyarakan dan wartawan pun dapet pahala deh

3. menambah pengetahuan tentunya karena wartawan juga bepropesi sebagai guru media jadi punya tanggung jawab edukatif dan ikut mencerdaskan dunia

kalo kita renungkan sejenak dan coba membuka buku-buku sejarah manusia . ternaya sejak manusia saling berinteraksi saat masih bayi dengan ibunya dia sudah mulai menima berita dari sang ibu juga sebaliknya si banyi mencoba memberi tahu sang ibu dengan tangisnya.

hanya saja semkin di besar banyak berita lewat bahasa ibu yang di tankapnya. berita -berita ini akan ditafsirkan oleh otak dan kemudian mempengaruhi prilaku seseorang, ya karena apa yang dipikirkan seseorang itulah yang akan dilakukanya .

setelah terus bertambah dewasa banyak berita yang menyesatkan manusia , dlm sejarah peradapan manusia di utusnya para nabi dan rasul adalah pembawa kabar dari Allah swt agar menjadi petunjuk kita agar selamat dalam menjali hidup ini.

oleh sebab itu mari para pencari berita kita berburu fakta untuk membangun dunia,,

Sabtu, 13 November 2010

MENGAPA RIDHO ALLAH TERGANTUNG PADA RIDHO ORANG TUA ?

Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan keinginan – keinginannya dari pada kepentingan dan keinginan pribadi.

Pernahkah anda membayangkan saat pulang kerumah mendapati orang tua kita sudah terbaring kaku dibungkus dengan kain kafan. Perasaan menyesal terbesit dalam hati karena sebagai anak belum cukup berbakti. Untuk itu tunaikanlah kewajiban kita selagi kedua orang tua masih hidup. Berbuat baiklah pada kedua orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu – Bapak) adalah wajib. Anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus ditunaikan semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya dengan cara membantah dan berkata kasar pada mereka

Termasuk durhaka kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, (terutama kepada ibunya), karena ibunyalah yang mengandungnya dengan berbagai susah payah, dan menyapihnya dalam (umur) dua tahun. Oleh karena itu hendaklah kamu bersyukur kepada Ku (hai manusia) dan juga kepada Kedua orang tuamu.” ( QS. Luqman 14 )

Kalau dalam islam menaruh perhatian tentang masalah hak - hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tua, misalnya pendidikan, pengajaran, nafkah dan sebagainya, maka dari segi lain Islam juga menaruh perhatian tentang anak – anak harus pula menunaikan kewajiban atas orang tuanya, sebagai penghargaan atas pengorbanan mereka. Sekaligus sebagai pengarahan kaum muslimin untuk dapat mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada mereka.

Seperti dalam hadits dari Abu Abdulrahman, diceritakan bahwa Abdul Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang pahala yang banyak mendatangkan pahala dari Allah SWT. Maka beliau menjawab, bahwa perbuatan yang sangat banyak mendatangkan pahala ialah shalat tepat pada waktunya, karena dengan shalat tepat pada waktunya itu berarti suatu ketaatan yang continue (ajeg) dan merupakan muraqobah yang optimal (merasa selalu diperhatikan Allah). Selanjutnya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul walidain) sebagai hak mahluk sesudah menunaikan hak Allah.

Dari Abu Abdulrahman, Abdullah bin Mas’ud, ia menceritakan: Aku pernah bertanya pada Rasulullah, tentang prbuatan apakah yang paling dicintai Allah? Jawab beliau : “yaitu shalat pada waktunya”. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Jawab beliau: “berbuat baik kepada orang tua”. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: “Jihat fisabilillah”.( HR. Bukhori dan Muslim – Riyadhush Shalihin 3/315 )

Berkorban untuk orang tua

َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ ) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
“Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.”

Berbuat baik kepada kedua orang tua dan selalu mencari keridhoanya dengan memberikan penghargaan dan penghormatan dalam batas – batas yang halal, belumlah seberapa kalau dibandingkan dengan pengorbannan orang tua orang tua kepada anak dalam memberikan asuhan dan pendidikan. Baru seimbang seandainya orang tuanya itu tertawan menjadi budak oleh musuh, kemudian ditebusnya lalu dibebaskanya seperti yang tertera dalam hadits berikut ini.

“Abu Hurairoh menuturkan, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Belumlah dinamakan seorang anak membalas orang tua, sebelum dia mendapatkan orang tuanya itu tertawan menjadi budak, lalu ia tebusnya kemudian memerdekakanya”. ( HR. Muslim - Riyadhush Shalihin 4/316 )

Berdasarkan hadits tersebut, maka seorang anak dituntut untuk memberikan pengorbannan yang sebesar-besarnya demi kepentingan orang tua. Dan itulah yang dinamakan “birrul walidain” yang sejati.

Mengutamakan ibu

“Abu Hurairoh juga meriwayatkan, bahwa ada seorang lelaki menghadap Rasulullah SAW. Untuk menayakan siapakah orang yang lebih patut dilakukan persahabatan dengan baik? Maka jawab Rasulullah SAW. Ibumu. Kemudian ia pun bertanya lagi : lalu siapa lagi? Jawab beliau tetap : Ibumu. Lalu ia bertanya lagi: Lalu siapa lagi: Maka kali ini jawab beliau: Ayahmu” ( HR. Bukhari dan Muslim – Riyadhush Shalihin 9/319 )

Dalam satu riwayat ( bahwa lelaki tersebut bertanya ): Ya Rasulullah, siapakah orang yang lebih patut dilakukan persahabatan dengan baik? Beliau menjawab: Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, dan kemudian bapakmu, dan selanjutnya orang – orang yang paling dekat denganmu, dan yang paling dekat denganmu.

Dari hadits ini dapat kita ambil bebeapa pelajaran yaitu :
1. Ibu dalam hubungan dengan anak -- adalah lebih diutamakan dari pada ayah.
2. Balasan amal (jaza’) sesuai dengan tingkat amalnya.
3. Tertib hak – densarzgan hubungan sesama insan adalah berdasar dekatnya hubungan.
Rasulullah lebih menekakan dan mengutamakan ibu ketimbang ayah dalam kaitanya dengan masalah perlakuan, karena suatu fakta ibulah yang mengandungnya dan yang mengasuhnya. Berarti dialah yang banyak merasakan kepayahan disamping itu, ibu sangatlah dibutuhkan oleh anak – anaknya.

َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مِنْ اَلْكَبَائِرِ شَتْمُ اَلرَّجُلِ وَالِدَيْهِ قِيلَ: وَهَلْ يَسُبُّ اَلرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ يَسُبُّ أَبَا اَلرَّجُلِ, فَيَسُبُّ أَبَاهُ, وَيَسُبُّ أُمَّهُ, فَيَسُبُّ أُمَّهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
“Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Termasuk dosa besar ialah seseorang memaki orang tuanya." Ada seseorang bertanya: Adakah seseorang akan memaki orang tuanya. Beliau bersabda: "Ya, ia memaki ayah orang lain, lalu orang lain itu memaki ayahnya dan ia memaki ibu orang lain, lalu orang itu memaki ibunya." Muttafaq Alaihi”

Sopan Santun Anak kepada Orang Tua

Dan dari Abu Hurairoh, dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “ Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orangtunya berusia lanjut, salah satunya atau kedua – duanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk surga” ( HR. Muslim – Syarah Riyadhush Shalihin juz 2 halaman 10/320 )

Dalam hadits ini oleh Rasulullah SAW. diterangkan bahwa keberadaan orang tua yang telah berusia lanjut itu justru kesempatan paling baik untuk mendapatkan pahala dari Allah dan jembatan emas menuju surga. Karena itu justru rugi besar, orang yang menyia – nyiakan kesempatan yang paling baik ini, sehingga dia mengabaikan hak – hak orang tuanya itu. Hadits ini merupakan penegasan dari ayat yang memerintahkan anak berbakti pada kedua orang tua dan tidak boleh berkata kasar serta kata – kata yang menjengkelkan hati semacam “ah” di saat-saat orang tua berusia lanjut. ( QS. Al-isra’ 23 )

Kemudian dalam suatu riwayat oleh Imam Bukhori dan Muslim Rasulullah menerangkan bahwa hak kedua orang tua itu harus lebih didahulukan dari pada hijrah dan perang, dengan catatan apabila anak tersebut adalah satu – satunya yang mengurus kedua orang tuanya. Waktu itu pmerintah boleh membebaskan kewajiban perang terhadap satu – satunya anak yang orang tuanya tidak lagi mampu berusaha sendiri.

Dalam kitab bidayatul hidayah ( tuntunan mencapai hidayah Allah ) karangan Imam Abu Hamid Al-Ghozali dijelaskan agar kita memperhatikan sopan santun bergaul dengan kedua orang tua, diantaranya ialah :
1. Mendengar ucapan mereka
2. Berdiri ketika mereka berdiri, untuk menghormatinya
3. Menaati semua perintah mereka
4. Tidak berjalan didepan mereka
5. Tidak bersuara lantang kepadanya, atau membentak meskipun dengan kata – kata “hus”
6. Memenuhi panggilanya
7. Bersuara menyenangkan hati mereka
8. Bersikap ramah ( tawadlu’) terhadap mereka
9. Tidak boleh mengungkit kebaikannya yang telah diberikan kepada mereka
10. Tidak boleh melirik kepada mereka atau menyinggung perasaanya
11. Tidak boleh bermuka masam dihadapan mereka
12. Tidak melakukan bepergian kecuali dengan izin mereka